Rabu, April 23, 2008

When A Man Loves A Woman

Apa sih yang kita tahu soal cinta ?
Mungkin kamu tahu banyak, dan gue enggak.
Mungkin juga kita lebih banyak merasakan daripada mengetahui.
Meng-artikan dengan jelas cinta itu apa dan yang mana juga kita masih sering agak kebingungan
Ada teman yang memandang, cinta sama saja dengan asmara. Baginya, cinta sedikit lebih ‘kotor’ karena dipengaruhi oleh nafsu. Kedudukan yang lebih tinggi darinya ditempati oleh Kasih.
Sementara gue sendiri menilai cinta itu segalanya.
Didalam cinta itu lah ada kasih, sayang, kemuliaan, keindahan, asmara, keceriaan, menerima, memberi, suci, dsb.
Dari panggung cinta asmara, banyak cerita – cerita yang setiap saat dapat kita dengar, baca dan lihat.
Dari pengalaman kita dan kawan, dari cerita di buku, lagu, televisi dan film.
Entah karena gue ini kurang gaul atau apa, gue selalu berpikiran bahwa sosok – sosok ‘Romeo’ dalam film adalah sosok murni rekaan (terutama pada jaman kini), meskipun gue tahu, karakter dalam film merupakan hasil pengamatan dari karakter sosok manusia yang sebenarnya ada.
Katanya, sekarang ini perempuan lebih banyak jumlahnya daripada laki – laki. Dan karena gue perempuan dan semuanya gue lihat dari sudut pandang perempuan, gue tidak terlalu percaya pada romantisme harlequin milik laki - laki.
Bagi gue, ketulusan tidak akan pernah ada pada bunga dan cokelat.
Beberapa sahabat dan saudara perempuan pernah bertekuk lutut pada bunga dan coklat, dan akhirnya kecewa. Beberapa dengan cara yang masih bisa diterima, beberapa yang lain dengan cara keji. Contohnya : mereka ternyat hanya menjadi bahan taruhan.
Saat ini, katanya strategi lelaki sudah berubah. Sekarang ini jamannya segala hal yang real dan masuk akal. Mereka tidak lagi umbar janji yang muluk. Sebagai gantinya, mereka berusaha untuk tampil apa adanya dan bahkan seolah tidak perduli, playing hard to get. Perempuan-pun mulai gemas dan tergoda, tanpa menyadari itu hanya taktik belakadc. Cuma beda strategi saja. Ujung – ujungnya sama.

Berada diluar garis memuja dan dipuja, mencinta dan dicinta, gue malah jadi tahu, Romeo sesungguhnya memang ada.
Dia ada dalam diri orang – orang yang bisa gue sebut dan anggap saudara, sahabat dan teman.
Dan gue takjub.
Dalam kapasitas mereka masing – masing, rasanya mereka bisa saja berpindah hati kapan saja dan kepada siapa saja yang mereka mau. Dan menurut gue, mereka sebenarnya punya ‘modal’ yang cukup untuk itu. Satu hal yang lucunya sering tidak mereka sadari.
Yang jelas terlihat adalah, paling tidak dalam kurun waktu tertentu yang cukup panjang ( beberapa diantaranya hingga saat ini ), Romeo dalam diri mereka masih tertaut pada Juliet yang sama.

Bunga dan coklat adalah hal yang mengada - ada ?
Ternyata gue salah .
Mungkin gue mesti merubah pendapat bahwa keduanya hanya merupakan sarana, yang tujuannya tidak selalu sama buruknya.
Pemuda yang bisa dibilang sangat dekat dengan gue ini, bukan hanya akan menghujani perempuan pujaannya dengan bunga dan coklat. Dia akan bersedia melakukan apa saja untuk perempuannya. Sebut apa saja. Hal – hal yang tadinya kamu pikir cuma ada di novel – novel roman picisan, dan ia melakukannya dengan tulus.
Gue cuma ternganga mendengarnya.
Komen gue cuma singkat “lo idup di taon berapa sih ?” . Dan dia cuma meringis, tidak perduli.
Gue rasa, jika kemudian ia dikecewakan, toh ia tidak akan berubah. Dia akan melakukan hal yang sama untuk perempuan yang selanjutnya.

Ada juga Romeo yang tetap memilih perempuan yang sama, bahkan setelah si perempuan sempat main api dengan orang lain yang secara umum terlihat kualitasnya jauh dibawah Romeo gue ini. Orang tua dari laki – laki ini, yang mengetahui tingkah si perempuan, mulai tidak respek. Tetapi bisa ditebak, Romeo ini tetap kekeuh. Bukan tidak berarti ia tidak mencoba berpaling dan bukan berarti tidak ada perempuan yang mencoba menggoda dan mendekatinya.
Tetapi siapa yang bisa melawan kukuhnya hati seorang Romeo.
Begitu si perempuan kembali kepadanya, dengan proses yang cukup panjang dan berhati – hati mereka kembali mendapatkan kepercayaan dari kedua orang tua dari si lelaki.
Dan sekarang mereka berencana menikah.

Romeo berikutnya, adalah sosok yang bisa dibilang tahan banting dan tahan malu. Ia terus menerus mengejar orang yang sama bahkan setelah beberapa kali ditolak.
‘The more you ignore me, the closer I get”.

Lalu tiba – tiba muncul Romeo pecinta yang lain. Sahabatku ini adalah pemuda ber-etnis Tionghoa, yang beragama kristiani. Dengan segala kesadaran ia menjatuhkan pilihan kepada seorang perempuan ber-etnis Arab dan berjilbab. Baginya masa depan untuk mereka berdua masih fatamorgana. Dalam usianya yang muda ia tidak dulu mau berpikir ke arah sana, dan ketakutan akan kehilangan masih terlihat waktu ia bercerita soal itu ke gue.
Tetapi jika suatu saat nasib menuntun mereka kesana, apa iya mereka mesti di pisahkan ?

Apa kamu juga pernah menemui laki – laki yang rela dimaki, rela tidak diperdulikan, dan ia masih tetap memilih orang yang sama ? Gue kenal baik lelaki seperti itu. Sebelum dengan perempuannya, ia sempat putus sambung dengan beberapa perempuan, hingga ia bertemu dengan Juliet-nya ini. Tidak banyak yang ia ingin perempuannya lakukan. Hanya memberi kabar sesekali sehingga tidak hilang kontak, dan yang diterimanya adalah makian dan hujatan. Bahkan saat sang Juliet memuntuskan agar mereka ‘break’ untuk memberi ruang bagi masing – masing mereka, sang Romeo tetap intens menghubungi dan menghujaninya dengan kata – kata rindu.
Karena satu hal.
He’s still not over her.
Dan gue ga tahu sampai kapan.

Ada dua orang lelaki yang gue kenal mirip seperti itu. Yang seorang lagi sekarang bahkan sudah berbahagia hidup dengan perempuannya (or not?). Saat pacaran, gue lebih sering geleng – geleng kepala. Juliet pujaannya ini seolah memiliki kepribadian ganda. Dari detik pertama yang begitu terbakar bara, meledak – ledak membanting apa saja, dapat berubah menghiba pada beberapa detik berikutnya.

Sementara itu di tempat yang lain, gue mengenal karib seorang yang sampai saat terakhir gue kontak dengannya, hatinya masih tertaut pada seorang perempuan yang dikenalnya dulu.
Kekasih lamanya.
Saat ini ia itu sudah menikah dan tetap mengakui masih sangat mencintai perempuannya yang dulu, dan bukan istrinya.

Gue ga tahu apakah sebenarnya alasan – alasan inilah yang membuat banyak lelaki berselingkuh atau menemui kehidupan yang tidak bahagia bersama pasangan mereka masing - masing. Yang jelas kedua hal itulah yang banyak gue tahu tentang laki – laki. Selingkuh dan tidak berbahagia dengan pasangannya saat ini.

Apa ada cerita lain lagi dari kamu ?

Yang jelas, ternyata diantara riuhnya perempuan di dunia saat ini, ternyata tempat mereka yang tinggi belum juga mampu tergantikan.
Dan ini juga menyadarkan gue akan satu hal : laki – laki seperti mereka ternyata ada !

Tidak ada komentar: