Rabu, Mei 07, 2008

Pada Suatu Siang di Mangga Besar

Suatu siang, adik ipar dan mama mertua gue berjalan – jalan ke daerah Mangga Besar, sekaligus potong rambut ke hair stylist langganan mereka di daerah tersebut.
Sudah tengah hari ketika mereka mampir di sebuah food court di tengah pusat perbelanjaan. Sang mama sibuk menelpon sementara adik gue duduk diam, berusaha santai dengan menyandarkan tubuh pada punggung kursi makannya. Dan saat itulah ia mendengarkan pembicaraan singkat yang cukup menarik perhatian, yang datang dari arah tempat duduk di belakangnya.

“Iya, gue pernah nganterin temen gue gugurin kandungan. Serem banget, dikorek – korek gitu,”
“Lo sendiri gimana ngejalaninnya ?”
“Yah, gitu deh. Yang penting kalo lagi begitu lo jangan bawa perasaan lo. Anggep aja Om lo sendiri,”
“Lo pertamanya gimana sih ?”
“Gue sebenarnya ga niat kaya gini. Ini bermula dari temen gue. Dia sempat bikin janji sama dua orang dalam waktu yang sama, dan itu ga mungkin. Gue ditawarin untuk mengencani salah satu Om yang udah terlanjut dia janjikan buat kencan. Yah, karena kondisi gue saat itu lagi butuh duit, ya akhirnya gue terima. Om-nya baik, gue dibeliin macem – macem. Dia cerita dia punya rumah di Sumedang.”
“….”
“Yah, yang namanya sekarang orang butuh macem – macem ya. Pengen beli baju baru, pengen perhiasan. Yah, gue mau aja ngejalaninnya,”

Tiba – tiba muncul seorang kawannya lagi yang tampaknya waria.

“Iye bow, kerjaannya enak. Lo bakalan suka dah. Cuma begini – begini doang (dengan gaya yang bermaksud kocak dan nakal ia menggoyang – goyangkan tubuh bagian bawahnya ke depan dan ke belakang ) dapet duiiiit!”

Tawa membahana.

Dan saat itu juga terbersit rasa iba dari adik gue kepada mereka

Tidak ada komentar: