Selasa, Oktober 07, 2008

A Nite To Remember

Malam tanggal 15 July, merupakan malam yang istimewa buat gw. Gw, suami dan adik ipar gw mendapat undangan untuk hadir pada premier pemutaran film horror kita berjudul : KARMA.
Terlepas dari pendapat gw mengenai jalan cerita film itu yang gw anggap istimewa, yang gw pengen sharing adalah suasana yang lihat dan rasakan saat moment sbelum dan sesudah pemutaran premier show itu berlangsung.
Kami bertiga masuk ke lobby bioskop di Plaza Ex pada sekitar jam 19.45 WIB. Suasana sudah mulai ramai. Mega poster Karma dipasang di sudut luar lobby. Poster ini bisa dimaksudkan untuk banyak keperluan, termasuk untuk foto – foto dan wawancara dengan para pendukung filmnya. Pada jam 20.00 hingga menjelang pemutaran film pada jam 21.30, sesi foto dan interview berlangsung. Gw berasa berada di tengah pusaran badai dan bersiap bertabrakan dengan benda2 yang turut melayang bersamanya. Dengan ‘sadis’ tubuh gw berkali – kali terhantam bahu orang – orang yang kebanyakan para pemburu berita dan wartawan gossip yang mengejar deadline. Tapi siapa yang perduli. Gw maklum benar dengan kondisi itu.
Gw melayangkan pandangan dan lihat wajah – wajah mempesona bertebaran dimana – mana. Kami beramah tamah dengan beberapa kenalan kami disana, seraya menyebar pandangan ke sepanjang ruang mencari wajah – wajah pujaan kami. Wajah – wajah mereka nyaris tidak pernah kita temui di layar sinetron (apalagi yang stripping) sehingga kemungkinan besar sebagian orang akan asing mendengar nama : Verdi Solaiman, Tizza Radia, Ario Wahab, Jenny Chan, Dominique Diyose, Poppy Sovia, Lukman Sardi, Joe Taslim, Jonathan Mulya, Sita Nursanti atau Yama Carlos. Setiap sudut ruang selalu terisi sorot kamera dan para artis yang bercuap – cuap. Gw pribadi sudah cukup puas karena sudah sempat bertegur sapa dan berfoto dengan idola gw Lukman Sardi, meskipun sutradara pujaan gw, Joko Anwar, tidak hadir.
Tibalah saat pertunjukan akan segera dimulai.
Keriuhan penonton yang masuk ke dalam ruangan teater tidak jauh berbeda dengan riuhnya penonton pertunjukan regular yang kita kenal, hanya bedanya selain bahwa hampir tiap kursi yang tersedia terisi dan 75% diantaranya adalah para praktisi film.
Perasaan gw luar biasa.
Suami gw yang duduk di sebelah kanan gw seperti kejatuhan durian runtuh tatkala menemui bahwa orang yang duduk di sebelahnya adalah Aksan Syuman, salah satu musisi favoritnya. Dan mengobrollah mereka dengan seru.
Adik ipar di sebelah kiri gw sempat bertegur sapa dengan Ira Wibowo yang duduk disebelahnya.
Gw ? Mereka meninggalkan gw yang duduk diantara mereka berdua. Manyun.
Saat lampu dalam ruangan bioskop mulai meredup dan gelap, suara gw muncul! (he he )Yeah, secara gw adalah pengisi suara untuk radio spot film ini. Saat radio spot diputar, terlihat mulai muncul kepala – kepala dalam keremangan, siap berada di depan screen.
Lampu tiba – tiba menyala sebagian, dan tampak berjejer di depan layar adalah film maker, crew dan cast dari Karma. Penonton bertepuk tangan.
Satu persatu orang – orang yang terlibat di dalam film tersebut disebutkan namanya dan tiap nama – nama itu disebut, penonton kembali memberikan apresiasi dengan bertepuk tangan. Bahkan untuk beberapa person yang terlibat namun tidak ikut maju ke depan layar, juga akan dihadiahi tepukan tangan saat nama mereka muncul pada opening credit.
Sangat istimewa.
Aaaah… betapa sebuah karya begitu berharga dan patut dihargai.
Film-pun diputar.
Dan sepanjang pemutarannya, gw bisa merasakan betapa teriakan tertahan, emosi yang tampak dan tersamar yang terungkap dari sikap penonton yang menunjukkan mereka terbawa pada alur cerita merupakan kebanggaan bagi film maker-nya.
Saat pertunjukan berakhir, penonton kembali bertepuk tangan.
Seperti biasa, gw dan suami tetap di tempat sampai saat end credit berakhir. Hal ini selalu kami lakukan, pun pada saat kami menonton pertunjukan film regular. Kami selalu excite meneliti satu persatu nama yang terlibat dalam setiap pertunjukan film dan seringkali diikuti ekspresi bete dari petugas bioskop yang siap membersihkan ruang demi persiapan pertunjukan selanjutnya yang siap digelar kembali.
Bedanya, malam itu semua beranjak setelah end credit berakhir.
Orang – orang yang terlibat di dalam Karma kontan diberi selamat dan mungkin juga hmm…. menebar tanda – tanda untuk bekerja sama dalam proyek selanjutnya.
Setelah itu, sesi foto dan wawancara masih berlangsung hingga menjelang tengah malam.
Sebelum pulang, kami mengucapkan terima kasih, mengacungkan jempol padanya sekaligus berpamitan pada seorang kawan kami yang baik hati.
Dan akhirnya, tibalah saatnya kami pulang dengan membawa souvenir dari Karma berupa tas, kaos, poster, amplop angpao berisi foto salah satu cast dan donat dari sponsor.

Malam yang istimewa.

Tidak ada komentar: